Lupakan gambaran tentang tertidur secara bertahap – penelitian baru mengungkapkan bahwa tertidur adalah proses yang jauh lebih cepat dan tiba-tiba daripada yang diperkirakan sebelumnya. Dengan menggunakan pemindaian otak yang canggih dari ribuan sukarelawan, para ilmuwan di Imperial College London dan Universitas Surrey telah mengidentifikasi “titik kritis” yang terjadi hanya beberapa menit sebelum tidur terjadi. Temuan ini menantang asumsi kita tentang bagaimana permulaan tidur terjadi dan membuka kemungkinan menarik untuk mendiagnosis dan mengobati gangguan tidur.
Penemuan kuncinya terletak pada perubahan mendadak aktivitas listrik otak yang diamati melalui pemindaian elektroensefalogram (EEG). Sekitar 4,5 menit sebelum resmi tertidur, peneliti menemukan perubahan dramatis – hampir seperti bola menggelinding menuruni tanjakan curam dan tiba-tiba jatuh ke dasar. Pola ini tidak bertahap; ini adalah “percabangan” yang jelas dan dapat diprediksi di mana otak dengan cepat beralih ke mode tidur.
Nir Grossman, ahli saraf dari Imperial College London, menjelaskan temuan inovatif ini: “Kami menemukan bahwa tertidur adalah proses yang terbagi dua, bukan proses bertahap, dengan titik kritis yang jelas dan dapat diprediksi secara real-time.”
Prediksi terobosan ini tidak hanya bersifat teoretis. Tim peneliti mengembangkan model matematika menggunakan data aktivitas otak. Model ini secara akurat memprediksi waktu mulai tidur seseorang berdasarkan rekaman EEG satu malam – dengan akurasi 95% dan margin kesalahan kurang dari setengah menit. Intinya, dengan melacak pola gelombang otak tertentu, para ilmuwan kini dapat menentukan dengan tepat kapan seseorang akan tertidur dengan ketepatan yang luar biasa.
“Kami sekarang dapat mengambil sampel seseorang, mengukur aktivitas otaknya, dan setiap detiknya, mengetahui seberapa jauh mereka dari tertidur, setiap saat,” kata Dr. Grossman kepada jurnalis Grace Wade di New Scientist.
Selain memperdalam pemahaman kita tentang pola tidur yang sehat, pengetahuan baru ini juga dapat merevolusi pengobatan tidur. Bayangkan jika kita bisa menentukan dengan tepat kapan seseorang penderita insomnia kehilangan kemampuan untuk tertidur – sebuah detail penting dalam strategi pengobatan yang ditargetkan.
Implikasinya melampaui gangguan tidur:
- Mendiagnosis dan menangani kondisi seperti kantuk berlebihan di siang hari: Memahami seberapa cepat timbulnya tidur dapat membantu mendiagnosis masalah neurologis yang mendasarinya.
- Meningkatkan keselamatan pengemudi: Bayangkan teknologi yang mendeteksi ketika pengemudi mendekati titik kritis kantuk, memicu peringatan atau bahkan intervensi otomatis untuk mencegah kecelakaan.
- Menyempurnakan pemantauan anestesi: Menentukan permulaan tidur secara akurat dapat meningkatkan keselamatan pasien selama prosedur pembedahan.
Penelitian ini memberikan gambaran sekilas yang menarik tentang mekanisme otak yang rumit, menggarisbawahi bagaimana proses kompleks bisa terjadi secara tiba-tiba dan diatur waktunya dengan tepat. Hal ini menyoroti potensi besar penggunaan pencitraan otak yang canggih untuk tidak hanya memahami tetapi juga mengelola gangguan tidur dan kondisi lainnya di masa depan.
