Kru ISS Melakukan Tindakan Pencegahan Radiasi Saat Badai Matahari Memicu Aurora Global

0
22

Badai matahari yang hebat baru-baru ini, yang menghasilkan tampilan aurora spektakuler di seluruh dunia, juga memaksa para astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk menyesuaikan tempat tinggal mereka sebagai tindakan pencegahan terhadap peningkatan tingkat radiasi. Sementara para pengamat di Bumi mengagumi Cahaya Utara, kru ISS mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan paparan partikel energik yang dikeluarkan dari Matahari.

Badai Matahari dan Risiko Radiasi

Peristiwa tersebut dipicu oleh lontaran massa koronal (CME) dari wilayah aktif AR4274, salah satu kelompok bintik matahari paling kuat dalam siklus matahari saat ini. CME ini tidak hanya menciptakan aurora yang menakjubkan ketika berinteraksi dengan magnetosfer bumi, tetapi juga membawa ion radioaktif berenergi tinggi yang menimbulkan risiko kesehatan bagi astronot di luar atmosfer pelindung planet.

Respon Kru ISS

Untuk mengurangi bahaya tersebut, tiga kosmonaut Rusia yang berada di ISS – Oleg Platonov, Sergey Ryzhikov, dan Alexei Zubritsky – diinstruksikan untuk bermalam di modul laboratorium stasiun tersebut. Hal ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan, sementara keempat astronot asal AS, Jepang, dan Kanada tetap berada di tempat biasanya.

“Kami memasuki peristiwa partikel matahari yang energik pagi ini, dan kami akan masuk dan keluar dari lubang yang lebih tinggi dari risiko [radiasi] dasar,” kendali misi NASA menyampaikan kepada para kru.

ISS memiliki beberapa pelindung radiasi, namun kosmonot Rusia dipindahkan sebagai tindakan pencegahan ekstra. Para kru juga menerima daftar area di stasiun yang harus dihindari selama puncak badai matahari.

Ekspedisi 73 Kru

Awak Ekspedisi ISS 73 saat ini termasuk astronot NASA Mike Fincke, Jonny Kim, dan Zena Cardman, serta astronot JAXA Kimiya Yui, dan tiga kosmonot Rusia. Astronot AS, Jepang, dan Kanada tiba di stasiun tersebut pada bulan Agustus melalui pesawat ruang angkasa SpaceX Dragon dan dijadwalkan untuk tetap berada di orbit selama tiga bulan berikutnya.

Konteks yang Lebih Luas

Peristiwa ini menyoroti bahaya perjalanan luar angkasa yang terus terjadi, meski sering kali tidak terlihat. Astronot tidak hanya menghadapi tantangan gayaberat mikro dan isolasi tetapi juga bahaya aktivitas matahari yang tidak dapat diprediksi. Meskipun atmosfer bumi dan medan magnet melindungi permukaan planet, mereka yang mengorbit lebih rentan terhadap lonjakan radiasi. ISS memiliki peralatan dan pelindung pemantauan radiasi, tetapi kejadian matahari ekstrem masih memerlukan perubahan sementara dalam rutinitas kru.

Badai yang baru-baru ini terjadi menggarisbawahi pentingnya prakiraan cuaca antariksa dan perlunya penelitian berkelanjutan mengenai proteksi radiasi untuk misi luar angkasa jangka panjang. Ketika umat manusia merencanakan pemukiman di bulan dan Mars di masa depan, pemahaman dan mitigasi risiko radiasi matahari akan sangat penting untuk memastikan keselamatan astronot.

Insiden ini menjadi pengingat bahwa bahkan di tengah keindahan aurora, kenyataan pahit di ruang angkasa tetap menjadi faktor konstan bagi mereka yang menjelajah di luar jangkauan perlindungan Bumi.