Obat Terobosan Menargetkan Autisme, Alzheimer, dan Kanker Otak melalui Kontrol Nitric Oxide

0
13

Pendekatan baru untuk mengobati gangguan spektrum autisme (ASD), penyakit Alzheimer, dan bahkan kanker otak yang agresif mendapatkan momentumnya berkat penelitian inovatif yang dipimpin oleh Haitham Amal, seorang profesor di Universitas Ibrani dan profesor tamu di Harvard Medical School. Karyanya, yang berpusat pada pengendalian kadar oksida nitrat di otak, telah mendapatkan penetapan obat yatim piatu oleh FDA untuk sindrom Phelan-McDermid (PMS), sebuah subtipe autisme, dan siap untuk memasuki uji klinis Fase 1 pada awal tahun 2026.

Meningkatnya Prevalensi Autisme dan Hubungan Nitric Oxide

Menurut data tahun 2022, sekitar 1 dari 31 anak kini menunjukkan tanda-tanda gangguan spektrum autisme—peningkatan yang signifikan sejak tahun 2000. Penelitian Amal, yang berasal dari penelitian pascadoktoralnya di MIT pada tahun 2015, telah mengidentifikasi produksi oksida nitrat yang tidak normal di otak individu dengan ASD. Temuan ini, yang awalnya dipublikasikan di Psikiatri Molekuler, kemudian dipastikan memiliki efek sebab akibat, mendorong pengembangan kelas baru obat-obatan bermolekul kecil.

Mekanisme inti melibatkan penghambatan selektif sintase oksida nitrat neuronal. Hal ini bertujuan untuk mengurangi produksi oksida nitrat berlebihan akibat mutasi genetik, sehingga membalikkan defisit saraf dan perilaku yang diamati pada autisme. Berbeda dengan obat penatalaksanaan gejala seperti risperidone, yang memiliki efek samping besar, pendekatan ini secara langsung mengatasi mekanisme patologis yang mendasarinya.

Melampaui Autisme: Menargetkan Kanker dan Alzheimer

Perusahaan Amal, NeuroNOS, sedang mengembangkan obat aksi ganda yang menargetkan glioblastoma, kanker otak yang mematikan. Mekanismenya lebih dari sekedar menghambat oksida nitrat; itu juga merusak DNA tumor. Hubungan antara oksida nitrat dan kanker berasal dari mutasi genetik yang memicu produksi kalsium berlebih, yang selanjutnya mengaktifkan sintase oksida nitrat.

Pendekatan molekul kecil yang sama sedang diadaptasi untuk penyakit Alzheimer dan demensia temporal frontal, dengan tujuan untuk mengajukan status obat yatim piatu dalam waktu dekat. Potensi untuk mempercepat persetujuan melalui program obat yatim piatu FDA memberikan jalur yang efisien untuk terapi ini.

Faktor Lingkungan dan Diagnosis Dini

Penelitian terbaru menyoroti hubungan penting antara polusi udara dan peningkatan risiko ASD. Tim Amal menemukan bahwa paparan partikel halus (PM2.5), termasuk oksida nitrat, menginduksi fenotip mirip autisme pada organoid manusia. Penemuan ini telah mendapatkan hibah $17 juta dari California Institute for Regenerative Medicine untuk menyelidiki lebih lanjut peran faktor lingkungan dalam gangguan perkembangan saraf.

Selain itu, bekerja sama dengan Point6 Bio, laboratorium Amal mengembangkan tes darah sederhana untuk diagnosis autisme dini, yang berpotensi merevolusi strategi deteksi dan intervensi. Alat diagnostik ini dianggap oleh Amal sama pentingnya, atau bahkan lebih penting, dibandingkan potensi Hadiah Nobel apa pun.

Jadwal Administrasi dan Pembangunan

Obat ASD akan diberikan dalam bentuk bubuk yang ditambahkan ke makanan atau minuman, setelah penelitian rentang dosis berhasil dilakukan pada anjing dan tikus. Obat glioblastoma masih tertinggal dalam pengembangannya tetapi menunjukkan hasil praklinis yang menjanjikan.

“Mengembangkan obat dan diagnosis biologis untuk autisme bahkan lebih penting bagi saya, secara pribadi, daripada Hadiah Nobel,” kata Amal. “Saya pikir [obat molekul kecil kami] memberikan harapan bagi jutaan keluarga dan anak-anak.”

Konvergensi terobosan ilmiah, percepatan jalur regulasi, dan terapi yang ditargetkan menempatkan penelitian Amal sebagai momen penting dalam perjuangan melawan gangguan neurologis dan perkembangan. Dampak jangka panjang dari kemajuan ini masih harus dilihat, namun temuan awal menawarkan jalan yang jelas menuju pengobatan yang lebih efektif dan diagnosis dini.